“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Yesaya 40:31
Hei guy.. Gw ada cerita menarik neh!!
Mempelajari proses metamorfosa yang terjadi pada kupu-kupu sangatlah unik. Mengapa seekor kupu-kupu harus berada dalam kepompong beberapa waktu lamanya meski sayap kupu-kupu tersebut sudah lengkap?? Jika kita mencoba membuka kepompong tersebut dan “membebaskan “ kupu-kupu tersebut dari kepompong yang menghimpitnya, sayap kupu-kupu tersebut akan mengerut tanpa bisa mengembang lagi. Sebaliknya, jika kita membiarkan kupu-kupu tersebut berada dalam himpitan kepompong sampia proses metamorfosa itu selesai dengan sempurna, maka kupu-kupu tersebut bisa terbang. Ternyata himpitan kepompong tersebut justru berfungsi menekan cairan yang berada di tubuh kupu-kupu itu untuk mengalir ke sayap-sayapnya yang memungkinkannya untuk terbang.
Bukankah kita pernah mengalami proses seperti itu dalam keh idupan kita? Kita terhimpit dengan masalah. Tekanan hidup begitu kuat menyesakkan jiwa kita. Situasi memojokkan kita hingga membuat kita serasa tidak berdaya. Kita berada dalam posisi yang sulit sehingga kita berpikir bahwa tidak ada lagi jalan keluar. Tak hanya itu, kita mengalami penderitaan, fitnah, dilukai, dikecewakan, dikhianati, bahkan ditinggalkan orang-orang yang selama ini dekat dengan kita. Keadaan yang sangat mirip dengan kupu-kupu ketika berada dalam kepompongnya.
Jika kita mengalami keadaan yang menyesakkan seperti itu ada baiknya kita sadar bahwa proses itu justru untuk kebaikan bagi diri kita sendiri. Proses itu akan membuat kita mengembangkan sayap iman sehinggga justru bisa terbang. Tanpa proses dan penderitaan, justru kita akan menjadi Kristen yang kerdil rohani dan tidak pernah dewasa. Sayap iman kita mengerut dan tidak mampu membawa kita terbang. Bukankah ini berarti “kepompong kehidupan” yang memproses kita justru menjadi alat yang sangat baik untuk membuat kehidupan rohani kita bertumbuh? Memahami kebenaran ini akan membuat kita memiliki kesabaran jika proses pembentukan itu sedang terjadi dalam kehidupan kita.
Proses kehidupan yang kita alami justru akan membuat kita semakin dewasa dalam Tuhan.
Belajar dari Kehidupan Satwa dan menjadi Bijak yukkkk
Semut
“ Pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak!!! Demikianlah Salomo pernah berujar. Mengapa harus belajar dari semut dan memperhatikan lakunya? Karena semut adlah salah satu binatang yang memiliki kebiasaan bagus yang perlu dicontoh.
Satu, Semut adalah binatang yang rajin.
Kita tidak pernah melihat semut bengong saja. Kita tidak pernah melihat semut tidur dan bermalas-malasan. Kita tidak pernah melihat semut diam,kalu kita melihatnya bisa dipastikan itu pasti semut yang mati. Semut adalah binatang yang rajin. Kita kalah dari semut. MArilah kita mengintropeksi diri, jangan-jangan kita tidak pernah menjadi orang sukses hanya karena kita kurang rajin. Dengan kita mulai mengoptimalkan hidup, memaksimalkan waktu dan menjadi rqajin, hidup kita pasti mengalami perubahan.
Dua, semut adalah binatang yang tidak pernah menyerah
Taruhlah sedikit hambatan yang bisa menghalangi jalan semut, lalu lihatlah bagaiman reaksinya. Saat didepannya ada penghalang, seekor semut tidak putus asa dan merenungi nasibnya yang sedemikian
Hidup memang tidk menjanjikan kemudahan.